Senin, 24 Mei 2010

jusnalis dan jusnalistik

Jurnalis dan Jurnalistik
Achmad Assastra

Satu
Mengenal Jurnalis dan Jurnalistik


Adik-adik pasti pernah membaca Koran atau majalah kan. Pastinya dong. Di rumah pasti kita mendapatkan koran milik orang tua kita.atau malah adik-adik sendiri yang beli Koran dan majalah. Wah hebat dong.
Setiap kali adik-adik baca koran pasti yang pertama akan dilihat adalah berita. Berita adalah hasil laporan kejadian di suatu tempat oleh seorang yang memang pekerjaannya mencari berita. Bisanya berita-berita yang sering adik-adik baca adalah berita tentang politik, ekonomi, budaya, seni, hiburan dan berita lainnya.
Nah orang yang pekerjaannya mencari berita sering disebut dengan istilah jurnalis atau wartawan. Tidak semua kejadian bisa diangkat menjadi sebuah berita. Hanya kejadian-kejadian yang menarik saja yang akan dimuat dalam sebuah media cetak.
Kalau begitu sekarang sudah bisa dipahami bahwa jurnalis adalah orang yang bertugas mencari informasi. Artinya jurnalis adalah orang nya atau pelakunya. Nah sedangklan yang disebut jurnalistik adalah kegiatannya. Artinya jurnalistik adalah sebuah kegiatan yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis. Jurnalistik biasanya dikaitkan dengan penulisan berita-berita.
Nah sekarang saya ajak adik-adik melihat apa yang ada disekolah kalian. Apakah disekolah kalian ada majalah dinding atau yang sering disingkat mading. Pasti ada, hampir semua sekolah bisa ditemukan majalah dinding.
Mading di sekolah biasanya diseting dengan warna-warni yang cerah, iya kan. Kenapa coba. Sebab dengan warna-warni itulah anak-anak akan tertarik dan penasaran. Dari penasaran inilah akhirnya mau membaca. Intinya dengan banyak warna biar menarik orang untuk membaca. Kan enggak enak ada majalah tapi tidak ada yang membaca. Ibarat orang jualan tapi tidak ada yang membeli
Semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan mading itu disebut jurnalistik, sedangkan orang yang bertuga mengelola mading itu disebut jurnalis. Sekalipun mading biasanya isinya lebih variatif, tidak hanya memuat berita. Namun mading biasanya juga memuat cerpen, anekdot, cerita bersambung, gambar dan masih banyak lagi.
Bagaimana seorang jurnalis bekerja. Biasanya seorang wartawan dalam sebuah Koran harian telah ditugaskan oleh pemimpin redaksinya untuk meliput di berbagai tempat yang telah ditentukan. Misalnya Koran nasional, maka di setiap daerah akan ditempatkan satu atau lebih wartawan. Gunanya untuk mementau semua perkembangan kejadian di daerah tersebut. Jika sekiranya ada peristiwa yang layak dijadikan sebuah berita, maka wartawan atau jurnalis itu segera meliputnya.
Dalam memburu berita seorang jurnalis akan membawa perangkat dan peralatan yang sesuai dengan media. Jika koran harian, maka seorang jurnalis akan membawa tape rekorder untuk merekam suara ketika mewawancarai seseorang. Seoarng jurnalis Koran juga biasanya membawa kdak untuk mengambil gambar-gambar sebagai pelengkap an penguat berita tertulis. Bahkan dalam sebuah media cetak ada yang namanya berita foto. Berita foto adalah berita yang hanya berupa foto dengan sedikit keterangannya. Berita foto tidak ada tulisannya. Hanya berupa foto. Seorang jurnalis surat kabar juga tidak boleh membawa buku catatan untuk menulis point-point penting dari berita yang diliput.
Sedangkan jika jurnalisnya bekerja pada sebuah televisi, maka yang dibawa saat meliput biasanya alat-alat shooting untuk mengambil gambarnya agar lebih hidup. Gambar yang diambil oleh jurnalis TV akan bisa hidup dibanding berita pada media cetak.
Ada lagi jurnalis radio. Jurnalis radio mungkin lebih simple, sebab hanya mengandalkan suara. Untuk itu alat utama seorang jurnalis radio adalah buku catatan dan tape recorder untuk merekam ketika mewawancarai sumber berita.
Kalau adik-adik mau menjadi seorang jurnalis cilik yang tugasnya mencari berita dan informasi maka cara yang terbaik adalah bergabung dengan majalah dinding yang ada di sekolah kalian. Disanalah adik-adik akan mendapatkan banyak bekal tentang ilmu jurnalistik dari berbagai sumber. Biasanya mading sekolah ada pembimbingnya dari kalangan guru. Nah guru itulah yang akan banyak membimbing adik-adik bagaimana mengelola mading dan bagaimana mencari dan menyususn berita. Nanati dalam bab berikutnya dalam buku ini akan ada bab khusus tentang teknik menysusn berita dan teknik mengelola mading. Dalam bab itu akan lebih rinci. Makanya lanjut ya baca bukunya.
Selain beberapa hal diatas persyaratan untuk menjadi seorang jurnalis cilik adalah sebagai berikut :
• Memiliki kemauan yang kuat. Tanpa kemauan yang kuat seseorang tidak akan bisa meraih apa yang diinginkan. Bukankah apa yang adik-adik lakukan dalam keseharian dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar karena dilandasi oleh kemauan. Kemauan itu muncul biasanya karena pekerjaan yang ingin kita lakukan adalah pekerjaan yang menarik. Bisa juga karena adik-adik memang hobby terhadap aktivitas tersebut. Seperti sering kita lihat dalam berbagai peristiwa di sekitar kita. Misalnya kalau kita tinggal di pedesaaan sering kita melihat anak-anak kecil sedang bermain petak umpet. Mereka melakukan itu sudah menjadi hobby karena menarik buat mereka. Begitupun misalnya memancing di sungai atau didanau seperti yangsering kita lihat. Atau adik-adik sendiri pernah memancing ikan. Sekalipun lama, tetapi orang yang memancing itu sabar menunggu hasil ikan yang akan terkena jerat kailnya. Itulah jika telah menjadi hobby, maka akan timbul kemauan untuk berbuat. Selain karena hobby, kemauan untuk melakukan sesuatu karena ada menfaatnya bagi orang itu. Banyak orang yang mau melakukan sesuatu karena memang ada manfaatnya. Mengajar misalnya, seorang guru mau mengajar karena pekerjaan itu memiliki banyak manfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain. Seorang guru ketika mengajar berarti akan bertambah ilmunya. Ilmu tidak seperti harta. Ilmu semakin diberikan kepada orang lain, justru akan emakin bertambah. Sebab untk memberikanilmu kepada orang lain, seseorang harus belajar dan membaca. Sedangkan harta jika diberikan kepada orang lain, maka akan berkurang. Jika adik-adik mempunyai uang Rp 1000 dan diberikan kepada orang lain Rp. 500, maka uang adik-adik tinggal Rp. 500. uang akan berkurang. Sedangkan jika memberikan ilmu kepada orang lainjustru semakin bertambah. Manfaat lain sebagai guru bagi orang lain adalah dapat menjadian orang lain menjadi orang berilmu dan cerdas. Lihatlah banyak orang yang sukses dalam hidup pastinya dulunya karena sekolah dan mendapatkan pelajaran serta ilmu dari gurunya di kelas atau di sekolah. Iya kan adik-adik? nah selain habbi untuk melakukan sesuatu juga harus yang bermanfaat. Jika punya kemauan melakukan sesuatu tapi tidak ada manfaatnya sebaiknya ditinggalkan saja, misalnya merokok. Banyak sekali orang yang merokok, semoga adik-adik bukan termasuk perokok, padahal dalam rokok itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Bahkan dalam sebatang rokok itu ada ribuan jenis racun yang bisa membahayakan badan si perokok. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh seorang perokok, padahal dia sudah atau bahwa rokok itu tidak bermanfaat. Dalam bungkus rokokpun telah diingatkan : merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan. Nah, begitupun kalau adik-adik ingin menjadi seorang jurnalis. Adik-adik harus memiliki hobby menulis dan tau manfaat seorang wartawan. Ada pepatah arab mengatakan bahwa barang siapa yang memiliki kemauan yang kuat, maka akan jelas jalan untuk mencapainya. Kemauan kuat akan menjadi energi utama untuk meraih segala sesuatu yang kita inginkan. Termasuk dalam hal ini untuk menjadi seorang jurnalis. Nah adik-adik sudahkan ada kemauan yang kuat dalam hati adik-adik untuk menjadi seorang jurnalis. Jika telah ada, bersiap-siaplah untuk melanjutkan perjalanan kita mempelajari buku ini. Siap boss, he he….
• Memiliki pengetahuan dalam bidang jurnalistik. Selain kemauan yang kuat untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan adalah dengan memiliki pengetahuan yang tentang hal tersebut. Bisa dibanyangkan jika adik-adik ingin bisa mengendarai sepeda motor tanpa tau tentang seluk beluk sepeda motor. Jadi kemauan saja ternyata tidaklah cukup. Sebab tanpa pengetahuan, kemauan justru hanya akan membahayakan dirinya. Coba banyangkan jika hanya karena kemauan yang kuat tanpa pengetahuan sama sekali, apakah orang bisa mengendarai sepeda motor. Kalaupaun nekad, sedangkan dia tidak tau mana rem dan mana gas. Hal ini tentu akan sangat membahayakan dirinya. Motor itu bisa terjerembab masuk jurang atau mungkin akan menabrak kendaraan lain. Sekali lagi kemauan saja tidak lah cukup untuk menjadi jurnalis, masih dibutuhkan pengetauan. Jika adik-adik ingin mengetahuai seluk beluk tentang sepeda motor, adik-adik bisa menanyakan kepad ahlinya atau orang yang telah memiliki pengetahuan sebelumnya. Bisa saja adik-adik bertanya kepad orang tua, kakak, atau teman yang telah tau. Bisa juga adik-adik kursusu sepeda motor. Sebab sekarang sangat banyak tempat-tempat yang membuka jasa kursus montir maupun untuk bisa mnyopir kendaraan. Bukankah adik-adik sering melihat di pingir jalan pusat-pusat kursus misalnya kursus komputer, kursus menjahit, kursus bahasa inggris, dan kursus-kursus lainnya. Kursus kurnalistik memang belum banyak namun ada, salah satunya di bandung yang di motori olah bapak Lahani Yunus atau di bogor dulu ada lembaga yang bernama Balai Kursus Jurnalistik (BKJ). Jika adik-adik kesulitan mencari tempat kursus jurnalistik, mungkin yang adik-adik bisa mengikuti pelatihan-pelatihan jurnalistik yang sering diadakan oleh berbagai lembaga pendidikan. Bisa juga adik-adik bergabung dengan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pembinaan kepenulisan seperti yang ada sekarang di Indonesia misalnya Forum Lingkar Pena (FLP). FLP sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Coba adik-adik mencari informasi kantor FLP di daerah adik-adik. Lembaga ini juga sering mengadakan berbagai acara kepenulisan mulai dari motivasi menulis hingga bagaimana mempraktekkannya. Saya sendiri pernah menjadi ketua FLP Bogor dan sekarang saya menjadi ketua devisi kaderisasi FLP bogor. Jika belum bisa mengikuti pelatihan jurnalistik, adik-adik juga bisa langsung menanyakan guru pembimbing mading di sekolah atau guru bahasa Indonesia di sekolah kalian. Atau bisa juga membaca buku-buku tentang jurnalistik yang telah tersebar banyak. Misalnya buku Mari Menulis karya Hendri Tanjung. Pengetahuan ini bersifat teori, sebab pengetahuan itu ada dalam otak dan pikiran kita. Untuk itu agar bisa menjadi seorang jurnalis dua bekal ini belumlah cukup. Masih ada persyaratan lain, yang akan dijelaskan berikutnya.
• Memiliki kemampuan/skill menulis. Kalau ingin memiliki kemauan yang kuat harus ada dorongan yang kuat dalam diri kita. Jika ingin memiliki pengetahuan yang yang banyak harus belajar dan mencari informasi. Sedang yang ketiga jika ingin memiliki kemampuan atau skill maka kita harus banyak prkatek dan berlatih langsung. Kemampuan tidak terkait dengan teori tetapi terkait dengan praktek. Teori hanya akan menjadi bekal saja. Namun banyak praktek akan menjadikan seseorang ahli. Ada pepatah inggris mengatakan : practice makes perfect. Praktek akan menjadkan kita ahli. Ibarat mau mengendarai motor, maka yang dibutuhkan adalah kemauan untuk bisa mengendarai motor, selanjutnya mencari ilmu tentang seluk beluk motor dan yang ketiga adalah latihan. Sekalipun dalam melatih kemampuan atau skill ini sering kali gagal, tetapi jangan pernah putus asa, sebab semaikin banyak latihan, kita akan semakin cepat menguasai. Jika gagal sekali sidah putus asa, maka dijamin adik-adik tidak akan bisa mengendarai motor tersebut. Adik-adik sekarang bisa kan naik sepeda. Coba ingat-ingat ketika latihan bersepeda, berapa kali adik-adik jatuh. Mungkin sudah tidak terhitung bukan?. Tetapi kenap adik-adik hari ini bisa mahir bersepeda, sebab ketika jatuh, adik-adik bangkit dan bangun lagi untuk latihan lagi, begitu seterusnya. Demikian pula jika adik-adik akan menjadi seorang jurnalis. Menjadi seorang jurnalis yang bagus harus juga banyak latihan. Menjadi seorang penulis yang terkenal juga banyak latihan. Banyak para penulis besar yang kini kita kenal seperti Didin Hafidhuddin, Adian Husaini, Helvy Tiana Rosa, Taufik Ismail dan Nurkholis Madjid. Mereka adalah penulis-penulis terkenal di Indonesia yang menjadi penulis tidak langsung jadi. Melainkan mereka merangkak dari nol. Bahkan pertama mengirimkan ke Koran, tulisan mereka ditolak. Bukan hanya sekali tulisan mereka ditolak, bahkan berkali-kali. Tetapi karena kesungguhan mereka yang tak kenal putus asa untuk mencoba terus, akhirnya mereka menjadi para penulis terkenal dengan puluhan buku karya-karyanya. Nah adik-adik sudah siap dengan ketiga hal diatas belum, jika belum tidak jadi masalah sekaranglah kita akan mulai.tidak ada kata terlambat untuk menjadi jurnalis sukses. Jangan berharap kalau adikadik baru pertama kali membuat sebuah berita langsung baik. Mungkin guru adik-adik di sekolah akan menilai karya adik-adik kurang baik. Jangan marah apalagi berhenti berlatih. Dengarkan apa yang disampaikan guru, apa saja kekurangan yang ada, lalu berlatihlah lagi, begitu seterusnya. Pasti satu saat adik-adik akan bisa menjadi seorang jurnalis cilik yang sukses.


Dua
Manfaat Menjadi Seorang Jurnalis

Karena seorang jurnalis itu pekerjaanya mencari informasi untuk dijadikan berita, maka otomatis seorang jurnalis akan banyak jalan-jalan ke berbagai tempat yang layak untuk diambil sebagai berita. Coba lihat ketika adik-adik nonton sebuah tayangan di TV yang bertajuk jelajah atau suratku. Kedua tayangan tersebut mengambil segmen penontonnya adalah anak-anak. Kalian suka nonton nggak?
Program jelajah memperlihatkan kepada kita tentang keindahan alam di berbagai daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dari desa hingga perkotaan. Dari tempat yang sudah ramai hingga daerah-daerah polosok yang terpencil. Hal ini menggambarkan bahwa seorang jurnalis itu bisa berjalan-jalan ke berbagai daerah yang menarik.
Nah secara rinci manfaat kalau adik-adik menjadi seorang jurnalis adalah sebagai berikut:
• Bertambah wawasan. Seorang jurnalis dengan pekerjaannya akan sangat bermanfaat untuk dirinya. Terutama terkait dengan wawasan yang ia dapatkan dari berbagai aktivitasnya. Misalnya dia harus meliput sebuah pertandingan bola, maka seorang jurnalis harus terlebih dulu mempelajari seluk beluk permainan bola. Sebab sebagai seorang jurnalis olah raga jika tidak mengetahui sama sekali tentang bola, berita yang disusunya tidak akan menarik. Berita yang tidak dilandasi leh sebuah pengetahuan, akan teras hambar, kering dan dangkal. Semakin banyak meliput, maka semakin banyak pula wawasan yang akan dia dapatkan. Seorang jurnalis biasanya juga ada yang khusus meliput tempat-tempat bersejarah. Nah jika tugas liputannya adalah tentang tempat-tempat bersejarah, maka seorang jurnalis harus menjelajah ke seluruh wilayah Indonesia atau bahkan dunia untuk memburu tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah. Dengan begitu maka seorang jurnalis akan mendapatkan wawasan yang luas, sebab dia harus meneliti sejarah berdirinya sebuah situs sejarah. Mungkin jurnalis itu harus membaca buku-buku yang berkaitan dengan situs-situs sejarah atau melakukan wawancara dengan berbagai tokoh dan sumber data yang bisa menambah referensi liputannya. Semakin banyak seorang jurnalis mengumpulkan data, maka berita yang akan dilaporkan semakin bagus. Selain itu secara pribadi dengan aktivitas seperti itu, dia akan terus bertambah wawasannya.nah apakah adik-adik juga merasakan hal yang sama. Jika dik-adik katif dalam skegiatan madin sekolah, maka penambahan wawasan itu akan dapat dirasakan. Saya punya pengalaman ketika masih duduk dibangku SMP, kebetulan saya menjadi pengurus mading sekolah. Ketika mau terbit kita mulai sibuk mencari tulisan -tulisan yang akan dimuat dalam mading tersebut. Nah dalam proses pencarian data untuk diterbitkan itulah kita seringkali harus membuka dan mambaca berbagai buku. Aktivitas ini betul-betul saya nikmati, sebab dengan begitu wawasan saya semakin bertambah.
• Bertambah teman. Pasti adik-adik sepakat dengan pendpat ini, bahwa seorang jurnalis itu akan mendapat banyak teman, kenapa coba?. Ya benar seratus buat adik-adik. sebab seorang jurnalis itu akan banyak meliput sebuah kejadian dan biasanya ketika meliput itu tidak sendirian, teman-teman jurnalis yang lain juga banyak. Dengan begitu, maka seorang jurnalis akan banyak bertemu sesame jurnalis ketika meliput sebuah kejadian. Disitulah seorang jurnalis akan saling berkenalan sesama jurnalis. Namun tidak hanya sampai disitu. Seorang jurnalis juga akan banyak punya kenalan orang-orang terkenal yang menjadi nara sumber ketika wawancara. Adik-adik pernah lihat di TV tentang liputan Pak harto, mantan presiden kedua negeri ini. Belum selesai penulisan buku ini pak harto telah tutup usia tepatnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta pada hari minggu tanggal 27 Januari 2008 jam 13.10 WIB. Kalau kita lihat, disitu banyak wartawan atau jurnalis yang setia menunggu perkembangan kesehatan pak harto. Bukan hanya puluhan jumlah jurnalis yang ada, bahkan ratusan. Berhari-hari para jurnalis itu menunggu dengan setia setiap perkembangan kondisi kesehatan Soeharto. Disinilah para jurnalis mengadakan kontak dan saling berbincang bertukar informasi. Disinilah mereka saling kenal. Disini pulalah teman akan bertambah. Bukankah sebuah kebahagiaan tersendiri jika kita memiliki teman yang banyak. Iya kan adik-adik.
• Bertambah pengalaman. Bertambahnya pengalaman bagi seorang jurnalis adalah ketika meliput berbagai kejadian di lapangan. Baik pengalaman terkait dengan suka dukanya mencari nara sumber untuk diwawancarai mapun suka duka ketika harus mencari tempat kejadian. Sebab tempat kejadian perkara (TKP) biasanya tidak bisa langsung ditemukan. Nah, usaha mencari lokasi kejadian adalah pengalaman hidup tersendiri bagi seorang jurnalis. Sebab kadang-kadang harus tersesat dan tidak menemukan. Ketika menemukan lokasi kecelakaan yang dimaksud misalnya, ternyata para korban telah diangkut ke rumah sakit. Nah seorang jurnalis harus mengejar korban ke rumah sakit. Belum lagi pengalaman ketika harus mewawancarai seorang tokoh. Tenyata hal itu tidak mudah. Sebab serang tokoh biasanya sibuk dan tidak mudah ditemui. Seorang jurnalis harus membuat janji untuk bertemu, kadang-kadang janji sudah jelas tiba-tiba sang tokoh membatalkan karena ada tugas mendadak misalnya. Nah disini dibutuhkan sebuah kesabaran. Peristiwa-peristiwa yang dialami seorang jurnalis akan banyak memberikan sebuah pelajaran dan pengalaman hidup tersendiri dalam dirinya. Banyak orang yang dibesarkan oleh pengalaman. Banyak orang juga lebih bijak karena punya banyak pengalaman. Seorang jurnalis hampir semua memiliki rasa percaya diri yang tinggi, hal ini karena mental dia telah ditempa dengan berbagai pengalaman. Banyangkan jika seorang wartawan tidak memiliki kepercayaan diri, mau ketemu tokoh untuk wawancara saja malu misalnya, makan dia tidak akan bisa mendapatkan sebuah berita yang baik. Kepercayaan diri bisa muncul karena banyaknya pengalaman yang dimiliki.
• Bertambah kepercayaan dirinya. Seperti saya singgung sidikit diatas bahwa seorang jurnalis itu secara umum memiliki rasa percaya diri yang lebih disbanding orang lain. Hal ini bisa terjadi karena seorang jurnalis dipaksa untuk berhubugan dengan orang lain dari orang biasa sampai para tokoh nasional dan dunia. Masih ingat ketika presenter kondang dari SCTV Rosiana Silalahi yang berhasil mewawancarai secara eksklusif presiden Amerika George Bush. Ini adalah prestasi yang luar biasa, sebab menemui orang nomer satu di Amerika tidaklah mudah. Namun ternyata Rosi bisa. Masalahnya dalah ketika Rosi tidak percaya diri, tidak mungkin bisa mewawancarai bukan. Disinilah seorang jurnalis mentalnya akan semakin tertempa. Penempaan diri dari berbagai pengalaman di lapangan akan meningkatkan rasa kepercayaan dirinya. Apalagi sebagai seorang jurnalis televise atau sring kita sebuat dengan istilah presenter yang harus menyiarkan berita di depan kamera dan ditonton oleh jutaan pemirsa televisi. Kalau jurnalis radio dan koran tidak dilihat langsung oleh masyarakat. Berbeda dengan wartawan televisi. Kepercayaan diri seorang wartawan adalah sebuah keharusan, sebab harus bekerja dengan berhubungan dengan banyak orang. Jika demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menjadi seorang jurnalis maka adik-adik bisa meningkatkan rasa kepercayaan diri.
• Sebagai sumber pendapatan. Seorang jurnalis adalah seorang pekerja, sekalipun menulis itu sendiri masalah hobbi. Tapi bukankah sesuatu yang menyenangkan jika melakukan sesuatu yang sangat disukai namun juga mendapatkan imbalan. Karena termasuk pekerja seorang jurnalis yang sring disebut sebagai kuli tinta ini juga mendapatkan balas jasa yang layak. Artinya menjadi seorang jurnalis juga bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan. Bahkan hobbi menulisnya itu bisa juga disalurkan dengan menulis berbagai karya buku misalnya. Jika buku itu bisa diterbitkan oleh sebuah penerbit, maka sang penulis bisa mendapatkan royalti atau bayaran dari buku-buku dia yang terjual. Banyak contoh para penulis yang kaya raya dengan berbagai karyanya. Misalnya JK Rowling yang terkenal dengan karya bukunya yang sangat fenomenal Herry Potter. Rowling kini menjadi salah satu penulis terkaya di dunia dari hasil penjualan buku-bukunya yang mencapai jutaan copi di seluruh dunia. Bahkan buku Herry Potter juga sudah masuk kamar adik-adik, iya kan. Di Indonesia sendiri juga contoh penulis yang sangat sukses memetik pendapatan. Misalnya Habiburahman al siroji dengan bukunya yang sangat fenomenal Ayat-ayat Cinta. Buku ini menjadi buku fiksi terbaik tahun ini dan kini telah terjual ratusan ribu copi. Entah sudah berapa milyar uang yang diterima pria lulusan timur tengah yang ini menjadi pimpinan pesantren Basmala di Jawa Tengah. Memang banyak pilihan dalam hidup ini sebagai sumber pendapatan, nah salah satunya adalah dengan menjadi seorang jurnalis atau wartawan.
• Meningkatkan kualitas diri. Yang dimaksud dengan meningkatkan kualitas diri dalam konteks ini adalah bahwa seorang jurnalis dalam melakukan pekerjaannya akan banyak mendapat tantangan dan hambatan. Nah semakin dia bisa menghadapai segala tantangan dan hambatan, maka otomatis seorang wartawan akan memiliki kualitaas diri yang baik. Banyak orang berkualitas setelah mengalahkan berbagai tantangan hidup. Kebesaran seorang pelaut adalah ketika telah berlayar menaklukkan ombak dan badai. Tanpa tantangan yang berarti seseorang tidak akan pernah menjadi orang besar dan berkualitas. Adakah orang besar dan berkualitas di dunia ini yang tidak pernah melewati rintangan dan tantangan. Ibarat kita sekolah, kita akan dinyatakan naik kelas jika telah lulus ujian. Begitupun orang besar biasanya akan disebut besar setelah terbukti mengalahkan segala rintangan yang menghadang di depannya. Nah, dalam menjalankan tugas sebagai jurnalis tidak sedikit halangan yang mengganggu. Dari berbagai tantangan itulah mental seorang jurnalis akan tertempa. Semakin di tempa mental seseorang, maka orang itu akan semakin berkualitas. Dengan catatan tantangan itu bisa dikalahkan.
• Menjadi pendidik masyarakat. Mungkinkah seorang jurnalis bisa sekaligus menjadi seorang pendidik masyarakat. Tentu saja bisa. Sebab seorang jurnalis akan memuat berita-berita yang akan dibaca oleh masyarakat luas. Seorang jurnalis bisa memilih berita-berita yang positif dan mendidik bagi para pembaca. Sebab faktanya memang ada berita-berita yang negatif dan berdampak tidak baik bagi masyarakat. Misalnya berita-berita tentang pembunuhan dan kejahatan. Berita-berita semacam ini tidaklah mendidk masyarakat, justru sebaliknya banyak orang yang kemudian terinspirasi dengan berita-berita negatif sehingga masyarakat ada yang ikut melakukan apa yang dia baca dan ia tonton dari media. Kita tentu sering mendengar beberapa penjahat yang melakukan kejahatan justru setelah melihat berita di televisi. Hal ini sangat membahayakan masyarakat. Bahkan kalau kita lihat ada sebuah media cetak yang khusus menayangkan berita-berita murahan semacam itu dan anehnya para remaja banyak yang mengkonsumsinya. Inilah yang kemudian berakibat negatif dengan merebaknya kejahatan dan kebebasan di kalangan remaja kita. Padahal sebenarnya ada banyak berita yang lebih baik yang bisa mendidik masyarakat agar hidupnya lebih baik dengan moral dan mental positif. Berita-berita tentang prestasi anak bangsa, tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan yang sejenisnya misalnya akan bisa mendidik masyarakat agar hidup penuh semangat dan prestasi. Nah jika atau adik-adik kebetulan mau jadi seorang jurnalis atau bahkan kini telah menjadi seorang jurnalis hendaknya menayangkan berita-berita yang positif dan mampu membangkitkan semangat hidup masyarakat. Intinya jika kita menjadi seorang jurnalis hendaknya kita memilih berita-berita yang mendidik masyarakat bukan yang justru menjerumuskan masyarakat. Jurnalis juga bisa berperan menjadi seorang pendidik. Sungguh mulia menjadi seorang jurnalis. Kenapa kita harus menjadi seorang jurnalis yang baik dan berniat mendidik masyarakat, karena apa yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan di akherat kelak. Apa yang akan kita sampaikan di hadapan Tuhan kelak jika kita telah berbuat kejahatan dengan cara menjerumuskan masyarakat. Kita sebagai orang beriman harus menjunjung moral dalam segala aktivitas kita.

Tiga
Syarat menjadi Jurnalis Cilik

Ingat nggak ketika adik-adik pertama kali mendaftarkan sekolah. Apa yang pertama di tanyakan oleh panitia penerimaan murid baru. Atau ketika seorang pengendara sepeda motor dan dihentikan polisi di jalan raya, apa yang akan ditanyakan polisi itu pertama kali kepada sanga penegandara kendaraan. Yap, benar. Beberapa dokumen persyaratan yang akan pertama kali ditanyakan. Jika pengendara itu tidak memiliki kelengkapan dokumen berupa surat-surat kendaraan seperti SIM dan STNK, maka dapat dipastikan kendaraan itu akan ditilang oleh polisi. Begitupun kalian yang tadi ingin mendaftarkan sekolah, jika tidak dilengkapi dengan dokumen persyaratan, maka dipastikan kalian tidak akan diterima sebagai siswa baru di sekolah itu.
Persyaratan ini menjadi sangat penting. Sebab persyaratan akan menjadi tanda yang menunjukkan kejelasan status seseorang. Bagaimana seorang bisa dikatakan sebagai seorang polisi jika dia tidak memiliki kartu keanggotaan resmi sebagai anggota polisi. Hal ini juga berlaku bagi kewarganegaraan seseorang biasanya ditunjukkan dengan adanya kartu tanda penduduk (KTP) yang harus dimiliki.
Persyaratan seseorang dalam bidang tertentu biasanya terbagi menjadi dua, yakni persyaratan yang bersifat fisik dan persyaratan yang bersifat non fisik. Misalnya seorang guru secara sah diakui sebagai seorang guru harus memenuhi dua syarat tersebut. Pertama seorang guru harus memiliki Surat Keputusan (SK) pengangangkatan dirinya oleh pihak yang berwenang misalnya kepala sekolah dinak pendidikan yang ada. Persyaratan kedua sebagai seoranng guru adalah kemampuan dan ilmu tentang kependidikan dan keguruan. Terkait dengan keguruan dia harus mempau membuat perencanaan pengajaran di kelas dengan semua perangkatnya. Seorang guru juga harus memiliki pengetahuan tentang kependidikan. Inilah dua syarat utama seseorang dikatakan sebagai guru. Kedua syarat ini berlaku untuk status yang lain.
Nah persyaratan ini juga berlaku terhadap profesi jurnalis. Seorang jurnalis yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut :
• Memiliki kartu identitas resmi. Seorang jurnalis resmi harus memiliki kartu identitas sebagai wartawan yang dikeluarkan oleh surat kabar dimana dia bekerja. Biasanya kartu wartawan ini dipasang di tempat yang terlihat oleh orang lain. Hal ini dilakukan agar orang lain saat berinteraksi langsung memahami siapa kita. Kartu itu harus asli dari perasahaan dimana kita kerja. Sebab pada kenyataannya ada idemtitas palsu yang dipakai leh beberapa oknum wartawan untuk menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan materi. Makanya kita sering mendengarkan dalam berita di televisi ada polisi gadungan, wartawan gadungan, dan bahkan dokter gadungan. Tujuan mereka biasanya untuk menipu orang lain demi keuntungan materi. Kartu identitas adalah persyaratan yang bersifat fisik. Nah, jika adik-adik adalah seorang jurnalis cilik yang mengelola mading di sekolah mintalah kepada pembimbing kartu identitas yang resmi. Dengan begitu adik-adik akan bisa leluasa bekerja untuk mencari berita tanpa takut dicurigai orang sebagai jurnalis gadungan. Kartu identitas juga bisa dibuat sendiri dengan persetujuan kepala sekolah atau pembimbing mading. Dengan demikian persyaratan pertama telah terpenuhi sebagai jurnalis cilik, yakni memiliki kartu identitas yang sah.
• Memiliki visi yang jelas. Selain harus memiliki pengetahuan dan kemampuan seperti yang telah dijelaskan pada bab terdahulu, seorang jurnalis juga harus memiliki visi atau tujuan yang jelas dan lurus. Sebab seorang jurnalis itu melibatkan banyak orang. Artinya dari hasil tulisannya akan dikonsumsi oleh banyak orang. Untuk itu seorang jurnalis harus memiliki visi yang jelas dan lurus. Apa visi seorang jurnalis. Visi dan tujuan seorang jurnalis adalah ingin mendidik masyarakat dengan cara menyajikan berbagai berita yang positif dan jujur. Seorang jurnalis tidak boleh memanipulasi data, sebab dengan demikian dia telah melakukan pembohongan publik. Kebohongan publik ini sangat berbahaya, Karena akan berdampak luas. Seoarang jurnalis juga harus menyajikan berita secara seimbang (cover both side). Artinya dalam menyajikan berita harus disampaikan kedua belah pihak yang pro kontra. Sebab seorang jurnalis harus menyajikan berita apa adanya, biarkan masyarakat yang akan menilai. Seorang jurnalis tidak boleh memasukkan opini dirinya ke dalam berita yang disajikan. Opini pribadi hanya bisa disampaikan dalam artikel misalnya, bukan dalam berita. Tugas jurnalis hanya menyampaikan berita apa adanya. Paling yang bisa dilakukan oleh seorang jurnalis adalah memilih berita-berita yang baik sesuai dengan visinya ingin mendidik masyarakat. Nah adik-adik, sebagai jurnalis cilik yang terlibat langsung dalam mading sekolah atau buletin sekolah misalnya, sebaiknya meluruskan niat dulu ketika akan menjadi seorang jurnalis cilik. Visi utama yang harus tertaman dalam hati adalah keinginan untuk mendidik warga sekolah baik guru maupun para siswa dengan cara menyajikan berbagai informasi yang positif. Dengan harapan berita-berita yang adik-adik sajikan bisa dibaca oleh warga sekolah, dan mereka bisa mengambil pelajaran yang positif dari berita yang kita sajikan tersebut. Dengan demikian persyaratan kedua telah terpenuhi. Yakni persyaratan yang bersifat non fisik.
• Memiliki aksi yang nyata. Seorang jurnalis tidak cukup hanya mengaku sebagai seorang jurnalis dengan memperlihatkan kartu tanda pengenal, jika dia tidak pernah terjun ke lapangan untuk mencari berita. Seorang pelaut akan diakatakan pelaut jika telah berlayar menyeberangi laut itu. Seseorang mengaku pemberani jika telah melakukan sesuatu yang menunjukkan keberanian itu. Orang tidak akan pernah percaya kalau kita pemberani tanpa membuktikan ucapan kita. Begitupun seorang jurnalis. Orang lain tidak akan pernah percaya kalau kita seorang jurnalis jika kita tidak pernah membuat berita yang bisa dibaca oleh orang lain. Jadi selain visi, seorang jurnalis juga harus melakukan aksi nyata. Visi tanpa aksi adalah khayalah belaka. Visi tanpa aksi hanya ada dalam pikiran saja. Dan ini berlaku sebaliknya aksi tanpa visi, maka aksinya tidak akan pernah sampai pada hasil yang jelas. Bisa dibayangkan jika kita naik kendaraan angkot tanpa tujuan yang jelas. Yang penting naik aja. Nah saat ditanya oleh kondektur, mau turun dimana dik. Karena kita tidak punya visi dan tujuan, maka kita akan menjawab, turun dimana saja bang. Tenu dengan jawaban ini sang sopirpun akan bingung. Akhirnya kita diturunkan disembarang tempat yang belum tentu kita inginkan. Nah, olah sebab itu visi dan aksi adlah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
• Memiliki motivasi yang kuat. Memiliki profesi sebagai seorang jurnalis akan banyak mendapatkan tantangan dari yang ringan hingga berat. Sebenarnya ketika kita bicara tantangan, maka tidak hanya ketika menjadi jurnalis. Menjadi apa saja jika tujuannya untuk meraih kesuksesan hidup, maka kita harus bersiap menghadapi segala tantangan. Tantangan hidup adalah sebuah keharusan bagi yang ingin maju dalambidang apa saja. Coba lihat bagaimana Thomas Alfa Edison menghadapi berbagai cacian ketika harus melakukan penelitian terhadap bahan-bahan untuk lampu bohlam. Hingga ribuan kali dia melakukan percobaan itu. Samapai-sampai orang meragukan apa yang dia lakukan. Ketika orang lain pesimis, maka dengan sikap optimis Thomas menjawab dengan santai bahwa dia tidaklah gagal, melainkan justru telah berhasil menemukan ribuah bahan yang tidak bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuat lampu. Dengan demikian kata dia telah memberitahu orang bahwa ternyata di dunia ini ada ribuah bahan yang tidak bisa dijadikan bahan lampu. Dan dia katakan tidak akan pernah berhenti melakukan percobaan hingga daia menemukan bahan untuk menemukan bola lampu. Hingga akhirnya dengan kesungguhan itu dia berhasil menemukan bola lampu. Bola lampu kini tersebar ke seluruh dunia. Bahkan di rumah kita juga ada bola lampu kan. Sungguh luar biasa. Dalam hal ini Thomas adalah contoh orang yang memiliki motivasi hidup yang sangat kuat. Motivasi adalah sebuah dororngan yang lahir dari sebiah visi yang jelas. Jadi orang yang memiliki cita-cita yang jelas maka dia akan berusaha sekuat tenaga dengan dorongan motivasi yang kuat. Motivasi yang kuat akan mendorong seseorang untuk tidak mudah putus asa dan selalu berusaha hingga tercapai apa yang dia inginkan. Hanya orang-orang yang tidak memiliki motivasi yang kuatlah yang akan menemukan kegagalan dalam dirinya. Sebab orang-orang yang kini menjadi orang sukses biasanya pernha gagal dulu. Namun karakter orang yang sukses adalah memiliki motivasi yang kuat yang mendorong dirinya untuk terus berusaha dan bangkit setiap kali gagal. Jadi dalam konteks ini orang sukses adalah orang yang bangkit lagi setiap kali mengalami kegagalan. Kalau istilah Jamil Azzaini ketika kita mengalami kegagalan, maka renungkan sejenak apa yang salah denga usaha kita atau dengan istilahnya yang biasa dia pakai, kita harus melakukan picht stop. Tapi jangan lama-lama ketika melakukan proses perenungan, harus segera bangkit lagi dan melakukan dengan kesungguhan. Jamil Azzaini yang kini sukses dengan Kubik Leadershipnya juga bukan orang dengan mudah meraih kesukesan yang kini ia rasakan. Namun dia harus melewati jalan yang terjal, onak duri, mendaki dan berkelok. Tantangan itulah yang disebut dengan kegagalan. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah merasakan kegagalan. Yang membedakan antar orang adalah apakah dia bangkit lagi setelah gagal atau malah justru terpuruk dengan keputus asaan. Orang akan sukses ketika bangkit lagi. Orang akan gagal ketika putus asa. Dorongan kuat dalam hati seseorang untuk meraih kesuksesan diri untuk tidak putus asa dalam menghadapi tantangan yang menghadangnya inilah yang disebut motivasi. Nah jika menjadi seorang jurnalis juga akan mendapat banyak tantangan dan rintangan. Hanya orang yang tidak melakukan sesuatu yang tidak akan pernah gagal, namun dia juga tidak akan pernah sukses. Dengan motivasi yang kuat seorang jurnalis akan menemukan dirinya dalam kesuksesan. Tantangan seorang jurnalis biasanya datang secara internal maupun eksternal. Secara internal tantangan yang biasa datang dalam dirinya adalah rasa malas dan putus asa. Sedangkan tantangan yang datang dari luar biasanya terkait dengan susahnya mencari berita baik terkait dengan tempat yang jauh ataupun dengan sulitnya menemui nara sumber yang hendak diwawancarai. Nah kalau jurnalis cilik yang masih memiliki ruang lingkup kerja terbatas, tentu rintangan eksternal ini belum terlalu terasa. Jurnalis cilik yang mengelola mading sekolah tantangan terbesar adalah yang bersifat internal. Sebab jurnalis cilik belum terlalu luas wilayah kerjanya. Paling-paling seputar sekolah. Nah dah siap memiliki motivasi yang kuat. Jika dah siap adik-adik juga bersiap-siap menghadapi segala tantangan yang ada, jika lulus maka adik-adik akan meraih sukses.
• Berusaha dan bekerja keras. Mencari informasi sebagai bahan berita yang akan diterbitkan dalam koran atau mading sekolah tidak lah mudah. Untuk itu diperlukan usaha keras untuk memburunya. Diperlukan sebuah kerja keras. Kerja keras adalah mengeluarkan semua tenaga fisik dan pikiran untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Bekerja keras adalah berusaha sungguh-sungguh sekuat tenaga. Jamil Azzaini memberikan empat cirri orang yang bekerja keras. Pertama, memiliki stamina diri yang kuat. Coba lihatlah seorang petani yang setiap hari bekerja di sawah. Mananam padi, mengolah tanah dan memanen hasil. Semua aktivitas itu akan menjadikan badannya sehat dan kuat. Sebab aktivitas seorang petani bergerak secara fisik. Hal ini bisa diibaratkan dengan olah raga. Kita bisa melihat seorang petani itu jarang sakit. Seorang petani memiliki stamina diri yang kuat. Nah sebagai seorang jurnalis karena harus mencari berita di berbagai tempat, maka harus memiliki stamina yang kuat juga. Seorang petani bisa memiliki stamina yang kuat karena petani bekerja keras. Kedua, memiliki disiplin diri yang tinggi. Seorang pekerja keras biasanya memiliki sikap disiplin yang tinggi. Begitupun seorang jurnalis yang harus bekerja keras untuk mancari berita, maka harus juga memiliki sikap disiplin yang tinggi. Bayangkan jika seoarng wartawan terlambat mendatangi tempat terjadinya perkara, maka jurnalis itu akan kehilangan berita. Karena perubahan dan perkembangan kejadian itu begitu cepat, maka seorang jurnalis harus memiliki disiplin yang tinggi agar tidak ketinggalan berita. Ketiga, memiliki keberdayagunaan diri yang tinggi. Orang yang berdaya guna sebagaimana kata jamil adalah orang yang siap pakai untuk jenis pekerjaan apapun, baik pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi pemikiran yang tinggi juga pekerjaan yang membutuhkan kelembutan hati. Artinya seorang jurnalis harus selalu memiliki kesiapan diri, kapan dan dimanapun ditugaskan untuk mendapatkan informasi. Sebab barita itu terjadinya tidak pernah bisa kita tebak kapan dan dimana berita itu terjadi. Bisa dibayangkan jika seorang wartawan menolak untuk mengambil berita hanya karena tempatnya jauh. Padahal memang tugas seorang jurnalis adalah mencari berita. Sebagai jurnalis cilik adik-adik harus selalu siap jika di sekolah adik-adik ada berita yang bisa diliput. Keempat, memiliki ketersediaan yang tinggi. Seorang pekerja keras selalu siap untuk mejalankan perintah atasan. Ketika ada berita yang harus diliput segera, maka dia selalu siap. Sebab berita yang tengah terjadi kalau tidak segera diliput, maka berita itu akan lewat begitu saja. Ada tiga langkah agar adik-adik sebagau jurnalis cilik memiliki ketersediaan diri yang tinggi. Pertama, sadarilah bahwa adik-adik memiliki banyak peran yang harus dijalani dengan baik. Kedua, rencanakan bagaimana membagi waktu agar kalian dapat menjalankan tugas jurnalis dengan baik. Ketiga, melatih daya empati adik-adik.
• Memiliki kemampuan komunikasi dua arah. Kemampuan komunikasi dua arah bagi seorang jurnalis adalah sebuah keharusan. Kemampuan ini sering disebut juga interpersonal skill. Kemampuan ini menjadi sangat penting, karena seorang jurnalis harus berhubungan dengan orang lain ketika menjalankan tugasnya. Ketika harus mewawancarai tokoh misalnya, seorang jurnalis harus komunikatif sebab dia harus mampu menggali informasi dari tokoh tersebut. Sebagai seorang jurnalis tidak mungkin diam saja ketika sedang wawancara dengan tokoh. Seorang jurnalis karena harus berhubungan dengan banyak orang, maka kemampuan berkomunikasi ini menjadi bekal yang tidak bisa ditawar. Nah, sebagai jurnalis cilik juga demikian. Sekalipun berita yang diliput hanya seputar sekolah, namun keterampilan berkomunikasi tetap dibutuhkan. Sebab pada prinsipnya kerja jurnalis itu sama, yakni mencari berita dan banyak berhubungan dengan banyak orang.

Tiga
Cara Mudah Menulis Berita

Ketika kita membaca surat kabar, baik yang berupa koran, majalah atau mading sekolah, maka kita akan mendapatkan empat penampilan utama yakni berita, opini, iklan dan gambar atau foto. Nah dalam bab ini kita akan mendiskusikan cara mudah membuat berita. Ada semacam ungkapan yang berkembang dikalangan para jurnalis bahwa kalau orang digigit anjing itu bukan berita, sedangkan kalau ada anjing digigit orang itu baru berita.
Ungkapan ini hanya bersifat ungkapan, namun di dalamnya menganduung sebuah motivasi aaga seorang jurnalis itu mencari berita yang menarik. Sebab jika kita membuat berita yang tidak menarik, maka berita kita tidak akan dibaca orang.
Berita itu sendiri pada prinsipnya adalah sebuah kejadian. William S. maulsby mendefinisikan berita sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan atau baru terjadi yang dapat menarik perhatian pemabaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Sementara Dja’far H. Assegaf dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini menybutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang terbaru, yang dipilih oleh staf redaksi suatu surat kabar untuk disiarkan dan dapat menarik pembaca, entah karena berita itu yang luar biasa, entah karena pentingnya ataupun bisa jadi juga karena mengandung segi-segi yang berkaitan dengan perasaan kemanusiaan, humor emosi atau ketegangan. Sedangkan Yani Maryani dalam bukunya Intisari bahasa Indonesia untuk SMA, memberikan definisi berita dengan peristiwa atau kejadian yang mengandung hal yang menarik, luar biasa dan baru. Dan peristiwa bisa disebut berita jika sudah dilaporkan.
Dalam melihat suatu peristiwa, seorang jurnalis hendaknya tidak melihat seperti orang biasa. Ketika menyaksikan sekelompok pelajar yang tawuran, seorang jurnalis tidak hanya melihat perkelahian bubar setelah polisi datang. Namun seorang jurnalis harus bisa menelusuri seluk beluk kejadian tawuran itu secara lebih detil dan berurutan.
Untuk memudahkan cara adik-adik membuat sebuah berita, maka setidaknya ad eman hal yang yang harus terkandung dalam sebuah berita. Enam hal tersebut adalah apa peristiwanya, siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu, kapan peristiwa itu terjadi, bagaimana peristiwa itu terjadi, kenapa peristiwa itu bisa terjadi dan dimana peristiwa itu terjadi. Enam hal ini biasanya disebut 5W + 1H (what, who, when, where, why dan how). Dari keenam itu tidak diatur yang mana dulu yang harus didahulukan, bisa apa saja. Disinilah seorang watawan harus jeli membuat berita yang bisa menarik para pembaca.
Sedangkan susunan sebuah berita itu berbentuk piramida terbalik. Piramida terbalik memiliki maksud bahwa semakin penting segi berita maka ditempatkan diawal berita dan semakin kebawah semakin tidak penting. Hal yang paling penting dari sebuah berita itu disebut lead. Jika seseorang tidak punya waktu untuk mambaca sebuah berita, maka cukuplah mambaca leadnya saja. Nah agar bisa mendapatkan informasi yang yanga lengkap dengan waktu yang cepat, maka dalam lead itu sebaiknya mengandung 5W+1H.
Sebagai contoh agar lebih udah berikut saya tulis contoh sebuah lead berita yang lengkap :

Contoh lead berita 1:
Kemarin (15/01/08), siswa kelas lima SD Insan Mulia mengadakan acara santunan anak yatim dalam rangka menyambut tahun baru Hijriah 1429. Acara yang diadakan di aula serba guna SD Insan Mulia itu dihadiri oleh kepala desa Cimanggu dan kepala sekolah SD Insan Mulia. Dalam acara itu terkumpul 50 anak yatim yang mandapat santunan. Santunan ini digagas sebagai kepedulian siswa kelas 5 terhadap kondisi anak yatim yang terus bertambah di lingkungan sekolah mereka. Acara yang diadakan jam 09.00 pagi itu sangat meriah karena dihibur olah tim marawis SD Insan Mulia.

Dalam contoh singkat itu kita bisa mengidentifikasi keenam unsur berita diantaranya what : santunan anak yatim. Who : siswa kelas lima. Where : aula SD Insan Mulia. When : tanggal 15 januari 2008. How : meriah karena dihibur oleh tim marawis. Why : sebagai rasa kepedulian siswa kelas lima.

Contoh lead berita 2 :

Setelah 23 hari terhitung sejak 4 januari akhirnya mantan presiden kedua Soeharto tutup usia pada usia 86 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina setelah sebelumnya mendapat perawatan intensif dari tim dokter kepresidenan. Tepat hari minggu tanggal 27 Januari 2008 mantan orang nomer satu ini dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.10 WIB, karena komplikasi penyakitnya yang kian kritis. Jenazah almarhum dimakamkan di Astana Giribangun di Solo dengan upacara militer yang dipimpin langsung oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak sakit dan dirawat hingga meninggal berbagai pihak berdatangan silih berganti menjenguk mantan penguasa orde baru ini.

Dari contoh kedua ini bisa kita identifikasi unsur-unsur lead berita diantaranya What : meninggalnya mantan presiden Soeharto. Why : akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. When : hari minggu tanggal 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB. How : banyaknya para pengunjung yang menjenguk dari rumah sakit hingga proses pemakaman yang dipimpin langsung oleh presiden SBY. Where : meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina dan dimakamkan Astana Giribangun Solo. Who : mantan presiden RI Soeharto dan presiden SBY yang memimpin proses pemakaman.

Dengan demikian menyusun berita tidaklah terlalu sulit. Dengan menggunakan enan unsur kunci tersebut adik-adik bisa menyusun berita dengan lebih mudah dan sistematis. Untuk membuat lead berita adik-adik bisa mendahulukan unsur yang mana saja. Yang terpenting dalam lead itu lengkap mengandung enam unsur berita tersebut.
Adapun bahasa yang dipakai dalam menyusun berita hendaknya pertama, singkat artinya bahasa berita seharusnya menghindari penjelasan yang bertele-tele dan berpanjang-panjang. Orang seringkali menginginkan berita yang pratis dan singkat tapi menyeluruh. Kedua, padat artinya bahasa berita harus pada informasi sehingga dengan lead saja sudah bisa memberikan informasi kepada pembaca secara lengkap. Ketiga, sederhana, artinya bahasa berita harus dipilih yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca dengan cepat dan benar. Hindarkan dalam menulis berita menggunakan bahas-bahasa yang sulit di pahami oleh pembaca. Keempat, jelas, artinya bahasa berita harus memberikan gambaran secara gamblang agar mudah dipahami maksudnya. Sebab jika berita yang disamapaikan tidak menggunakan bahasa yang jelas dan lugas kemungkinan akan disalahpahami oleh pembaca. Untuk itu harus dihindari bahasa yang bersifat ambigu yakni kata yang memiliki dua atau lebih makna. Misalnya istri pak lurah yang baru itu meninggal dunia. Kalimat ini memiliki makna ambigu tidak jelas siapa yang baru itu apakah lurah yang baru atau istrinya yang baru. Kelima lugas, artinya bahas yang dipakai dalam membuat berita harus langsung pada poko permasalahan. Hindari bahasa yang berbunga-bunga dan berbau sastra sehingga tidak langsung ke pokok masalah.
Ada yang penting untuk adik-adik pahami bahwa tidak semua peristiwa bisa dijadikan sebgai sebuah berita. Sebab berita yang tidak menarik tentu tidak akan dibaca oleh pembaca. Nah dengan demikian sebuah berita layak dilaporkan dan dimuat untuk disajikan kepada para pembaca jika memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
• Mengandung nilai publisitas. Artinya sebuah berita yang baik adalah yang menjadi konsumsi orang banyak. Jika ada seorang petani di kampung yang tidak dikenal orang banyak tidak perlu ditulis menjadi berita. Namun jika orang terkenal harus ditulis menjadi berita. Sebab nama orang terkenal memiliki nilai publisitas yang luas. Sehingga setiap perkembangan hidupnya menjadi perhatian banyak orang. Misalnya meninggalnya Soeharto harus diliput, karena nama Soeharto sebagai mantan presiden memiliki nilai publisitas yang luar biasa. Begitupun berbagai peristiwa yang banyak melibatkan banyak orang akan layak dijadikan sebagai sebuah berita. Tawuran anak sekolah mungkin tidak lebih menarik dengan peristiwa tawuran para anggota dewan misalnya. Nah kalau disekolah peristiwa-peristiwa yang mengandung nilai publisitas misalnya kunjungan pejabat ke sekolah, lomba sekolah, ujian nasional, dan peristiwa-peristiwa yang menjadi konsumsi public atau orang banyak lainnya.
• Kejadiannya masih aktual. Maksud aktual adalah kejadian itu belum lama terjadi. Semakin baru perisriwa itu terjadi maka makin layak peristiwa itu menjadi sebuah berita. Semakin lama peristiwa itu terjadi akan semakin tidak menarik peristiwa itu di beritakan. Misalnya ada sebuah peristiwa kecelakaan di depan sekolah adik-adik yang terjadi setahun yang lalu tidak lagi menarik untuk ditulis sebagai berita, kecuali hanya sebagai bahan pendukung. Maka dengan demikian jika adik-adik menjadi seorang jurnalis mading, carilah berita-berita terkini atau terbaru agar menarik pembaca. Jika kita melihat dua koran di atas meja rumah kita, kita tentu akan memilih koran yang baru, bukan koran yang lama. Biasanya koran yang berbentuk harian seperti itu beritanya tidak boleh lebih dari sehari harus segera diberitakan. Jika tidak berita itu akan terasa basi. Lain lagi jika majalah bulanan, maka berita yang dimuat harus selektif dan bersifat mendalam. Berita mendalam ini biasa disebut berita investigatif atau disebut juga berita sastra Yakni berita yang lebih mendalam dengan berbagai cerita dan sisi pandang. Biasanya berita yang tercepat bisa ditanyakan adalah berita di radio dan televise melalui siaran langsung, sedangkan Koran dan majalah tidak bisa langsung. Kalau kita mau membaca berita koran atau majalah harus menunggu diterbitkan. Sekalipun sekarang ada surat kabar on line namun tidak semua bisa mengaksesnya.
• Bersifat obyektif. Sebuah berita tidak boleh memihak salah satu. Berita harus bersifat netral apa adanya dengan mengungkap peristiwa tanpa dikurangi dan ditambah. Untuk itu sebuah berita hendaknya selain ditampilkan apa adanya juga harus ditanyakan dari berbagai sumber yang terkait agar seimbang. (caver both side). Obyektif artinya jujur apa adanya menyampaikan informasi berdasarkan fakta dilapangan. Kebalikan dari obyektif adalah bersifat subyektif yakni menginformasikan sebuah peeristiwa berdasarkan pertimbangan pribadi bukan berdasarkan kenyataan di lapangan. Seorang jurnalis tidak boleh subyektif ketika menyampaikan berita.
• Menarik. Sebuah berita akan sangat digemari dan dibaca oleh orang banyak, maka harus ada unsure menarik. Sesuatu yang menarik akan banyak yang melihat dan memperhatikan. Begitupun dengan berita. Jika ada dua berita yang satu tentang peristiwa kecelakaan mobil yang masuk jurang dengan penumpang masyarakat bisa dan yang satu kendaraan itu dikendarai oleh seorang artis, maka kendaraan yang berpenumpang artis akan lebih menarik untuk dijadikan berita.
• Kedekatan. Artinya semakin dekat sebuah peristiwa dengan pembaca, maka berita itu akan semakin menarik pembaca. Jika kita tinggal di Bogor misalnya, melihat sebuah berita banjir. Peristiwa pertama banjir yang terjadi di sumatera dan yang satui banjir terjadi di Bogor, maka bagi orang Bogor akan lebih cenderung membaca peristiwa banjir yang ada di daerah Bogor.

Fungsi berita itu sendiri setidaknya ada enam, pertama untuk menyampaikan informasi. Kedua untuk memberikan inspirasi positif bagi para pembaca. Ketiga, menambah wawasan dan pengetahuan yang luas. Keempat, dapat memberikan pencerahan rohani. Kelima, meningkatkan kemampuan membaca dan keenam penambahan perbendaharaan kata dan istilah.
Adapun teknis penulisan berita setidaknya ada enam diantaranya adalah, pertama, menulis berita untuk mengungkapkan bukan untuk mempengaruhi pembaca. Sebab tugas jurnalis hanyalah menyampaikan berita kepada masyarakat tanpa harus mempengaruhi masyarakat. Kedua hendaknya berfikir dulu baru menulis agar berita yang ditulis bisa dipertanggungjawabkan isinya dengan kelengkapan data yang dibutuhkan pembaca. Ketiga, hendaknya memilih kata-kata yang sudah diketahui dan mudah dicerna. Hal ini menjadi penting karena berita harus dipahami oleh masyarakat luas. Keempat, hindari kata-kata ambigu, yakni kata-kata yang memiliki dua atau lebih arti. Hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman. Kelima, pakilah kata dan paragraph yang singkat dan tidak bertele-tele. Keenam, gunakan kalimat aktif.
Nah adik-adik, mudah kan menyusun berita. Sudah siap latihan menulis berita. Sesuatu itu kan sulit karena belum dikerjakan. Coba dulu. Nanti akan terasa mudah. Nah adik-adik selamat mencoba menulis berita dan menjadi seorang jurnalis.

Empat
Teknik Menulis Artikel

Pada bab sebelumnya adik-adik sudah belajar membuat berita. Berita itu sendiri adalah laporan informasi berdasarkan data dan fakta di lapangan jadi berita intinya adalah laporan tentang fakta. Fakta adalah sesuatu yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan oleh setiap orang. Kebalikan dari fakta adalah opini. Opini adalah pendapat atau pandangan orang tentang suatu. Jadi opini bukanlah kenyataan, namun sebatas pendapat. Jika saya sebutkan monumen nasional terdapat di Jakarta. Berarti saya telah membuat fakta. Sedangkan kalau saya tulis sepertinya nanti malam akan terjadi hujan lebat. Maka ini disebut opini, sebab baru sebatas pendapat dan belum tentu terjadi.
Nah adik-adik jika contoh dari fakta adalah berita sedangkan contoh dari opini adalah artikel. Kalau berita bersifat obyektif maka artikel sebaliknya bersifat subyektik. Artinya sesuai dengan pertimbangan pribadi. Ciri dari pendangan subyektif adalah perbedaan cara pandang orang terhadap suatu masalah.bisa jadi masalahnya saman namun pendapat orang berbeda-beda. Sebagai contoh pasca kematian mantan presiden Soeharto, apakah dia layak dimaafkan atau tidak dimaafkan. Maka dari pertanyaan ini muncul banyak sekali pendapat yang saling bertentangan. Ada satu pendapat yang menginginkan Soeharto domaafkan karena telah meninggalkan banyak jasa yang luar biasa terhadap pembangunan di Indonesia selama orde baru. Namun ada pula pendapat yang mengatakan bahwa Soeharto tidak layak untuk dimaafkan sebab telah banyak melakkan berbagai kezaliman terhadap orang-orang yang dianggap bersalah oleh Soeharto saat itu.
Kenapa adik-adik juga harus belajar menulis artikel. Karena mading itu isinya bukan saja berita. Sebab jika mading hanya berisi berita, maka mading itu tidak akan menarik. Mading agar terlihat menarik harus berisi berbagai bentuk tulisan baik fiksi maupaun non fiksi baik opini maupun fakta. Untuk itu tidak ada salahnya juka adik-adik sebagai jurnalis cilik juga memiliki keterampilan untuk menulis artikel yakni keterampilan mencurahkan pendapat tentang berbagai hal yang terjadi di sekita adik-adik.
Ada banyak obyek kajian yang bisa dijadikan artikel untuk mengisi mading sekolah. Misalnya tentang pentingnya kebersihan sekolah, pentingnya meningkatkan prestasi siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa dan tema-tema yang lebih menarik lainnya.
Secara garis besar artikel berarti sebuah karya tulis sebagai curahan pendapat, gagasan, pandangan dan opini seseorang terhadap suatu permasalahan. Opini dan gagasan dalam sebuah tulisan artikel bersifat subyektif, sebab pandangan seseorang selalu bervariasi. Kendati faktanya sama, tetapi ketika orang menilainya dan memandangnya selalu ada sisi perbedaannya. Hal ini secara umum disebabkan oleh perbedaan angle dan perbedaan kemampuan setiap penulis. Artikel di media cetak biasanya ditempatkandi halaman opini. Pada halaman inilah biasanya ditemukan : artikel, tajuk rencana, karikatur, pojok dan surat pembaca. Opini adalah opini dari penulis artikel, atau dikenal pula dengan sebutan kolumnis. Karena subyektifitasnya, pandangan setiap penulis pada setiap masalah tentu berbeda. Artikel ini termasuk tulisan nonfiksi, yakni menyuguhkan berbagai data melalui ungkapan ide dan cara pandang. Tujuan penulisan artikel adalah mempengaruhi pembaca untuk dijadikan wacana walau kadang dijadikan media penyatuan ide antara penulis dan pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar